Sosok Penerjemah Kitab Imrithi Kyai Ahmad Muthahhar Mranggen

Kitab nahwu yang paling sering dikaji oleh santri-santri di pondok pesantren tingkat pemula adalah Imrithi. Kitab ini salah satu karya Imam Syarafuddin Yahya Abil Khair Al-Imrithi As-Syafi’i Al-Anshari Al-Azhari yang diterbitkan dalam bahasa Arab.

Kitab yang beredar di pondok-pondok sebagai bahan ajar adalah versi terjemahan pegon yang ditulis oleh Ahmad Muthahhar Mranggen. Ia dikenal sebagai sosok ulama yang istiqomah dalam beribadah dan mengajar. Beliau mengampu pengajian kitab-kitab salaf dan menjadi imam sholat maktubah di Masjid An Nur Pondok Pesantren Futuhiyyah, serta imam sholat Jumat di Masjid Jami’ Baitul Muttaqin, Kauman, Mranggen⁽¹⁾.

Kyai Ahmad Muthahhar
Selain itu, Kyai Ahmad Muthahhar juga dikenal sebagai penulis produktif dengan lebih dari 30 judul kitab kuning yang membahas berbagai disiplin ilmu, termasuk nahwu, shorof, aqidah, akhlak, fiqih, tafsir, dan mawaris⁽¹⁾. Salah satu karyanya yang terkenal adalah terjemahan kitab Imriti, yang merupakan kitab penting dalam bidang nahwu dan sering digunakan di pesantren-pesantren⁽²).
Kelahiran
Kyai Ahmad Muthahhar bin Abdurrahman bin Qoshidil Haq lahir pada tahun 1926. Beliau adalah putra kelima dari KH Abdurrahman, seorang ulama terkemuka yang mendirikan Pesantren Futuhiyyah di Mranggen, Demak.
Keluarga
Kyai Ahmad Muthahhar berasal dari keluarga ulama yang sangat dihormati. Ayahnya, KH Abdurrahman, adalah pendiri Pesantren Futuhiyyah. Beliau memiliki beberapa saudara, termasuk KH Fathan bin Abdurrahman. Setelah wafatnya KH Muslih bin Abdurrahman, Kyai Ahmad Muthahhar meneruskan perjalanan Pesantren Futuhiyyah bersama dengan dua keponakannya, KH Muhammad Shodiq Luthfil Hakim Muslih dan KH Muhammad Hanif Muslih.
Pendidikan
Kyai Ahmad Muthahhar menimba ilmu dari berbagai ulama terkemuka. Beliau berkesempatan belajar dari Syekh Yasin Al Fadani, seorang ulama Makkah asal Padang, Sumatera Barat, yang dikenal dengan gelar “Al Musnid Dunya” karena keahliannya dalam ilmu periwayatan hadits⁽4⁾.
Karya
Kyai Ahmad Muthahhar dikenal sebagai penulis produktif dengan lebih dari 30 judul kitab kuning yang membahas berbagai disiplin ilmu, termasuk:
– Nahwu dan Shorof : Kitab Imrithi dan Al Wafiyyah fi Al Fiyyah
– Aqidah dan Akhlak : Akhlaqul Mardliyyah
– Fiqih dan Tafsir : Tafsir Faidurrahman
– Mawarits : Kitab Rahabiyyah
– Tajwid : Syifaul Janan dan Tuhfatul Athfal
– Wirid : Tsamrotul Qulub
Sebagian besar karya beliau diterbitkan oleh penerbit Thoha Putra Semarang dan beberapa diterbitkan oleh penerbit di Malaysia.
Jabatan
Kyai Ahmad Muthahhar memegang beberapa jabatan penting selama hidupnya:
– Pengasuh Pesantren Futuhiyyah : Beliau mengampu pengajian kitab-kitab salaf dan menjadi imam sholat maktubah di Masjid An Nur Pondok Pesantren Futuhiyyah.
– Imam Sholat Jumat : Beliau juga menjadi imam sholat Jumat di Masjid Jami’ Baitul Muttaqin, Kauman, Mranggen.
– Pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBMI) PBNU : Beliau aktif sebagai pengurus di Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (PBNU), yang bertugas untuk membahas dan merumuskan fatwa-fatwa keagamaan. Kyai Ahmad Muthahhar dikenal sebagai sosok ulama yang istiqomah dalam beribadah dan mengajar. Beliau menjadi teladan bagi para santri dan masyarakat sekitar dalam hal keistiqomahan dan dedikasi terhadap ilmu agama.
source: